this blog is moved to:

Click on the link above, or you will be redirected in second.

Bersyukurlah karena engkau berjilbab

artikel lama, belum masuk ke blog...
 
 

Bersyukurlah karena engkau berjilbab

 

 

Alkisah, di gedung tempat kantorku bernaung, yang berada di bilangan segitiga emasnya Jakarta, ada seorang pekerja wanita yang sehari-harinya bertugas sebagai cleaning service. Di gedung ini seluruh pekerjanya mengenakan pakaian seragam yang bagus dan rapi, bahkan karyawan di kantorku kalah rapi dibandingkan dengan mereka. Misalnya saja security alias satpam yang biasanya kita temui umumnya berwajah garang dengan pakaian seragam mirip dengan seragam polisi, berbeda jauh dengan security di gedung ini. Security di gedung ini mengenakan seragam ala parlente dengan jas lengkap dengan dasinya. Tak cukup dari seragam saja, tapi penampilan dan muka pun bisa dikatakan cakep n cantik (ada ceweknya juga yang jadi security).

 

Lain job description lain pula seragamnya. Jika security menggunakan pakaian jas, tidak demikian halnya dengan cleaning service. Disesuaikan dengan pekerjaannya yang tidak menuntut mereka untuk bertatap muka dengan orang lain, para services ini berpakaian bak "maid" dari negeri holland sana. Cukup susah juga menggambarkannya, tapi pada intinya ada seragam khusus buat mereka.

 

Kembali lagi kepada pekerja wanita tadi, peranan yang sama juga harus dia lakukan. Dia harus menggunakan pakaian berwarna hitam putih ala "maid" itu tadi. Tak sekedar itu saja, ada kewajiban bagi karyawan gedung ini untuk selalu berpenampilan menarik. Jadi jangan heran apabila cleaning service di gedung ini terlihat menarik.

 

Suatu ketika aku melihat dirinya pada saat pulang kerja. Satu hal yang membuat diriku tak habis pikir adalah busana yang dikenakannya jauh berbeda dari yang dia gunakan saat dia bekerja. Yang dimaksud disini bukannya dia mengenakan seragam atau tidak, melainkan gaya berbusananya. Ya, dia mengenakan jilbab di luar tempat kerjanya.

 

Fenomena yang mungkin memang sudah tidak asing lagi, tapi akan terasa aneh bila kita sendiri yang mengetahuinya. Ada fenomena lain seperti jilbab gaul, atau berjilbab di siang hari aja, atau berjilbab ketika di kampus aja. Fenomena itu memang sudah menjadi "kerelaan" dari pemakainya. Tapi fenomena "melepaskan jilbab untuk mendapat pekerjaan", apa harus terjadi di Indonesia? Apakah Indonesia akan menjadi negara seperti Turki dan Singapore?

 

Beberapa pertanyaan pun timbul di benak, apakah yang salah dengan jilbab? Apakah dengan menggunakan jilbab akan mengganggu dalam melakukan pekerjaan? Apakah membersihkan lantai harus melepaskan jilbab? Bila tubuh tertutup dengan jilbab, apakah akan mengurangi kecantikan? Jika hal ini ditanyakan kepada pemilik / manajemen gedung, pasti banyak jawaban yang mereka kemukakan untuk menampik pertanyaan tersebut, dari alasan yang tidak masuk akal hingga alasan logis yang dibuat-buat.

 

Di masa yang serba sulit ini, banyak orang rela mengorbankan berbagai hal untuk dapat bertahan hidup. Jika pekerja wanita tadi ditanya mengapa bersedia melepas jilbabnya saat bekerja, mungkin akan dijawab dikarenakan tidak ada pekerjaan lain atau susah cari pekerjaan. Memang dia tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Akankah nasib yang menimpa wanita tersebut bisa terjadi pada anda, saudara perempuan, anak perempuan, atau istri anda? Karena itu, bersyukurlah jika masih bisa mengenakan jilbab, jika belum berjilbab, adakah duri yang menghalangi memakainya sebagaimana halangan yang dialami wanita tadi? (aby)